Tugas Softskill 1
Penduduk,
Masyarakat dan Kebudayaan.
·
Penduduk
Penduduk merupakan orang yang
secara hukum berhak tinggal disuatu daerah atau wilayah tersebut, dan mempunyai
bukti kewarganegaraan yang sah.
Pengertian penduduk dalam sosilogi adalah
penduduk merupakan kumpulan manusia yang menepati wilayah geografi dan ruang
tertentu.
Kepadatan Penduduk
Membagi kepadatan penduduk dengan cara membagi jumlah
penduduk dengan luas area dimana mereka tinggal. Pengamat masyrakat
percaya konsep kapasistas muat berlaku pada penduduk bumi, penduduk yang tak
terkontrol dapat menyebabkan Katastrofi Malthus.
Laju pertumbuhan
penduduk lebih tinggi di negara berkembang dibandingkan dengan negara maju. Negara-negara yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi menurut
jumlah penduduknya adalah Republik Rakyat Cina dengan jumlah penduduk
1.298.847.624 jiwa, lalu disusul oleh India dengan jumlah penduduk
1.065.070.607 jiwa, di posisi ketiga diraih oleh Amerika Serikat dengan jumla
penduduk 293.027.571 jiwa, dan negara kita Indonesia memperoleh kepadatan
penduduk sebesar 241.973.879 jiwa. Data ini berasal dari CIA World Factbook
2004 meskipun tidak selalu up to date tapi setidaknya cukup akurat.
Pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutanpertumbuhan
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia,
dan sering digunakan secara informal untuk sebutandemografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk
dunia.
Model
pertumbuhan penduduk meliputi Model Pertumbuhan
Malthusian danmodel logistik.
Pertumbuhan penduduk disuatu Negara sangat dipengaruhi
oleh 3 hal yaitu Kelahiran (fertilitas), Kematian (mortalitas) dan Perpindahan
penduduk (migrasi). Pada kesempatan kali ini kita akan mengkaji tentang ketiganya.
Faktor kelahiran (fertilitas) merupakan tingkat
pertambahan penduduk melalui kelahiran bayi disuatu wilayah pada suatu priode
tertentu
Faktor Kematian (mortalitas) merupakan pengurangan
penduduk melalui kematian disuatu wilayah pada suatu priode tertentu.
Perpindahan
penduduk (migrasi) adalah pindahnya penduduk dari satu tempat ketempat lain dan
tidak terpengaruh oleh wilayah, Perpindahan penduduk (migrasi) dapat dibedakan
menjadi 2 yaitu:
·
Migrasi Permanen.
Migrasi permanen merupakan perpindahan penduduk dari
satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap di tempat yang baru.
Seseorang dianggap menetep apabila orang tersebut sudah bertempat tinggal di
daerah tujuan selama 3 bulan dan kalau kurang 3 bulan belum dianggap menetap.
Migrasi
Permanen dapat dikelompokan menjadi dua yaitu:
·
Migrasi Nasional.
Migrasi nasional adalah perpindahan penduduk dari satu
tempat ketempat lain tetapi masih dalam satu wilayah Negara. Migrasi nasional
dibedakan menjadi 3 yaitu :
1.
Transmigrasi.
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari pulau
yang berpenduduk padat kepulau yang penduduknya tidak padat. Transmigrasi
digolongkan menjadi 3 yaitu:
- Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang
pelaksanaan dan pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah.
- Transmigrasi swakarsa, yaitu transmigrasi yang
dilaksanakan atas keinginan sendiri dan biaya ditanggung sendiri.
- Transmigrasi khusus, yaitu transmigrasi yang
dilakukan dengan tujuan tertentu, misal bedol desa, dan sebagainya.
2.
Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpidahan penduduk dari daerah
pedesaan kedaerah perkotaan.
3.
Ruralisasi
Ruralisasi adalah kebalikan dari urbanisasi, yaitu
perpindahan penduduk dari kota kedesa, mobilitas ini biasanya dilator belakangi
karena kejenuhan tinggal di kota.
·
Migrasi
Internasional.
Migrasi Internasional adalah perpindahan penduduk dari
satu Negara ke negara lain untuk menetap, migrasi internasional dibedakan
menjadi 3 yaitu sebagai berikut.
1.
Imigrasi.
Imigrasi adalah perpindahan penduduk masuk kesuatu
Negara untuk menetap.
2.
Emigrasi.
Emigrasi adalah perpindahan penduduk yang keluar dari
Negara lain untuk menetap.
3.
Remigrasi.
Remigrasi
adalah perpindahan penduduk kembali kenegara asal setelah pindah ke Negara
lain.
·
Migrasi
Nonpermanen.
Mobilitas nonpermanent merupakan bentuk perpindahan
penduduk antar tempat tanpa adanya tujuan untuk menetap. Dua jenis mobilitas
nonpermanent yaitu mobilitas komutasi dan mobilitas sirkulasi.
Cara mengatasi / Mengurangi Ledakan Penduduk dan Laju
Pertumbuhan Penduduk
1.
Menggalakkan
program KB atau Keluarga Berencana untuk membatasi jumlah anak dalam suatu
keluarga secara umum dan masal, sehingga akan mengurangi jumlah angka
kelahiran.
2.
Menunda masa perkawinan agar dapat mengurangi jumlah angka kelahiran
yang tinggi.
Cara-cara
yang dapat dilakukan untuk mengimbangi pertambahan jumlah penduduk :
1.
Penambahan dan
penciptaan lapangan kerja
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
Dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maka diharapkan hilangnya kepercayaan banyak anak banyak rejeki. Di samping itu pula diharapkan akan meningkatkan tingkat pendidikan yang akan merubah pola pikir dalam bidang kependudukan.
2.
Meningkatkan
kesadaran dan pendidikan kependudukan
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
Dengan semakin sadar akan dampak dan efek dari laju pertumbuhan yang tidak terkontrol, maka diharapkan masyarakat umum secara sukarela turut mensukseskan gerakan keluarga berencana.
3.
Mengurangi
kepadatan penduduk dengan program transmigrasi
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
Dengan menyebar penduduk pada daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk rendah diharapkan mampu menekan laju pengangguran akibat tidak sepadan antara jumlah penduduk dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia.
4.
Meningkatkan
produksi dan pencarian sumber makanan
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
Hal ini untuk mengimbangi jangan sampai persediaan bahan pangan tidak diikuti dengan laju pertumbuhan. Setiap daerah diharapkan mengusahakan swasembada pangan agar tidak ketergantungan dengan daerah lainnya.
Pengendalian Jumlah Penduduk
Kegiatan
membatasi pertumbuhan penduduk disebut pengendalian penduduk, dengan cara
mengurangi jumlah kelahiran. Di Indonesia pengendalian penduduk menggunakan
program Keluarga Berencana (KB). Program ini dinilai berhasil menekan tingkat
pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Transfer Penduduk
Transfer
penduduk hanya merupakan istilah untuk kebijakan negara yang mewajibkan
sekelompok penduduk melakukan perpindahan dari kawasan satu ke kawasan lainnya,
terutama dengan alasan etnistias atau agama.
Ledakan Penduduk
Ledakan penduduk
yaitu keadaan dimana laju pertumbuhan penduduk cepat akibat dari tingkat
kelahiran yang tinggi dan tingkat kematian yang menurun. Penyebab ledakan
penduduk yaitu adanya kawin dalam usia muda dan keyakinan pada masyrakat
‘banyak anak banyak rezeki’. Ledakan penduduk dapat membawa akibat yang
komplek, seperti turunnya standar hidup, terjadinya pengangguran, ekonomi,
krisis lingkungan dan lain hal sebagainya.
·
Masyarakat
Kata ‘masyarkat’ merupakan kata dari bahasa Arab
yaitu Musyarak. Masyarakat adah sekelompok orang dimana sebagaian
besar dari interaksi antara individu-individu yang berada dalam kelompok
tersebut. Lebih abstraknya, masyarakat adalah hubungan-hubungan
antar entitas-entitas yang membuat suatu jaringan.
Sifat masyarakat
saling tergantung satu sama lain. Istilah masyarakat digunakan untuk mengacu
sekelompok orang yang hidup berasama dalam satu komunitas yang teratur.
Ciri-ciri masyarkat
Ciri-ciri dari masyarakat yaitu manusia
yang hidup bersama dan terdidi sekurang-kurangnnya dari dua orang. Akibat
pergaulan yang cukup lama yang selalu hidp bersama timbul komunikasi dan aturan
yang mengatur hubungan antar manusia dan sadar bahwa mereka merupan kesatuan
yang satu. Kehidupan bersama seiring berjalannya waktu mereka merasa dirinya
terkait satu dengan yang lainnya dan menimbulkan kebudayaan baru.
Masyarakat Tradisional
Masyarakat tradisional adalah sekelompok
masyarkat yang kehidupannya masih tradisonal dan mengacu oleh adat istiadat
lama. Dalam melangsungkan kehidupannya masyarakat tradisional masih berdasarkan
kebiasaan lama yang diwarisi nenek moyangnya. Kehidupan masyarkat tradisional
tidak begitu dipengaruhi dengan perubahan-perubahan dari pengaruh luar.
Secara geografis
masyarakat tradisional hidup di daerah pedesaan yang terletak di pedalaman yang
jauh dari keramaian kota, masyarkat ini disebut juga masyarakat pedesaan. Dalam
kehidupannya masyarakat desa adalah kelompok orang yang hidup bersama, bekerja
bersama, dan berhubungan erat. Desa merupakan
tempat yang cocok untuk menengankan pikiran yang penat dan melepaskan lelah,
karena desa memiliki kehidupan yang tentram, damai, jauh dari konflik dan udara
pegunungan yang sejuk.
Ciri masyarakat tradisonal bergantung terhadap
lingkungan alam sekitar.
Masyarakat Transisi
Masyarakat yang
mengalami perubahan disebut masyarakat transisi. Sebagai contoh masyarakat
pedesaan yang sedang mengalami transisi ke arah kebiasaan kehidupan kota,
misalnya pergeseran tenaga kerja dari bangungan dan masuk ke industri. Ciri masyarkat transisi yaitu adanya penggeseran dalam suatu bidang,
seperti pekerjaan yang dahulunya bertani ke sektor industri. Selain dalam
bidang pekerjaan, bidang pendidikan juga merupakan ciri dari masyarakat
transisi, seperti tingkat pendidikan rendah dan meningkat tingkat
pendidikannya. Ciri lainnya yaitu sedang mengalami perubahan ke arah lebih
maju, dan masyarat sudah terbuka dengan kemajuan dan perubahan jaman.
Masyarakat Modern
Masyarakat moden
adalah masyarakat yang kehidupannya dalam perabadaan dunia di masa kini.
Sebagian masyarakat modern acuh kepada adat istiadat lama akibat pengaruh
kebudayaan luar dan kemajuan teknologi. Masyarkat modern selalu berusaha
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada umumnya masyarakat modern disebut masyarakaat perkotaan. Dari sifatnya
masyarakat ini memiliki kehidupan yang serba modern. Ciri masyarakat modern ini dalam menunjang kehidupannya alam tidak lagi
vital, dalam menunjang kehidupannya alam dikendalikan dengan kemampuan
pengetahuan dan tekonlogi.
·
Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang artinya budi atau akal, diartikan dengan budi
dan akal manusia. Kebudayaan dalam bahasa inggris, disebut culture,
yang kata latinnya Colere, artinya mengolah atau mengerjakan.
Budaya adalah
warisan yang digenerasikan ke generasi berikutnya tentang suatu cara hidup yang
berkemband dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok. Terbentuknya budaya dari
banyak unsur yang rumit, seperti sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa dan macam hal lainnya.
Budaya merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Budaya sifatnya kompleks,
abstrak, dan luas. Para ahli
berpendapat tentang pengertian budaya, seperti Melville J. Herskovits, Andreas
Eppink dan menurut para ahli lainnya, dari beberapa definisi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan mengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
Unsur-Unsur Budaya
Menurut pendapat ahli menurut Melville J.
Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, diantaranya:
alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, kekuasaan politik.
Sedangkan Bronislaw Malinowskimenyebutkan 4 usur pokok yaitu
meliputi: sistem norma sosial yang menyesuaikan diri dengan alam sekelingnya
delan kerja sama antara para anggota masyarakat, organisasi ekonomi, alat-alat
dan lembaga atau petugas untuk pendidikan, politik.
Wujud dan Komponen Budaya
Menurut J.J
Hoeningman wujud kebuadayaan dibedakan menjadi tiga, yaitu: Gagasan (wujud
ideal), Aktifias (tindakan), dan Artefak (karya). Menurut Cateora
bedasarkan wujudnya tersebut, budaya memiliki beberapa komponen, yaitu:
kebudayaan material, kebudayaan non material, lembaga social, sistem
kepercayaan, estetika, dan bahasa.
Hubungan Antara Unsur-Unsur Kebudayaan
Komponen atau
unsur utama dari kebudayaan antara lain: Peralatan dan perlengkapan hidup
(teknologi), sistem mata pencaharian, sistem kekerabatan dan organisasi sosial,
bahasa, dan kesenian.
Sistem Kepercayaan
Agama adalah unsur kebudayaan yang penting dalam
sejarah umat manusia.Kamus filosofi dan agama mendefinisikan Agama sebagai
berikut: sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa
berkumpul bersama untuk beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang
menawarkan hal yang terkait dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk
mendapatkan kebahagiaan sejati.
Setiap Agama
biasanya memiliki prinsip, dalam agama Kristen memiliki prinsip “10 Firman”,
dalam agama Islam memiliki prinsip “5 rukun Islam”.
Perubahan Sosial Budaya
Perubahan sosial
adalah gejala berubahnya struktrur dan pola budaya dalam masyarakat. Perubahan
itu terjadi karena menyesuaikan hakikat dan sifat dasar manusia yang ingin
perubahan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perubahaan sosial adalah tekanan kerja dalam masyarakat, keefektifan
komunikasi, dan perubahan lingkungan alam.Perubahan lingkungan masyarakat,
penemuan baru, dan kontak dengan kebudayaan lain juga dapat menimbulkan
timbulnya perubahan, seperti inovasi yang terus berkembang.
Penetrasi Kebudayaan
Penetrasi
kebudayaan yang dimaksud ini adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke
kebudayaan lainnya. Ada dua cara penetrasi kebudayaan terjadi, yaitu: Penetrasi
damai dan Penetrasi kekerasan
Kebudayaan di Antara Masyarakat
Kebudayaan yang
besar biasanya memiliki sub-kebudayaan, yang memiliki sedikit perbdaan dalam
prilaku dan kepercayaan dari kebudayaan induknya. Karena perbedaan umur, ras
etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan gender
dapat menyebabkan munculnya sub-kultur tersebut.
KEBUDAYAAN DALAM KEPRIBADIAN
Budaya merupakan salah
satu unsur dasar dalam kehidupan social. Budaya mempunyai peranan penting dalam
membentuk pola berpikir dan pola pergaulan dalam masyarakat, yang berarti juga
membentuk kepribadian dan pola piker masyarakat tertentu. Budaya mencakup
perbuatan atau aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh suatu individu maupun
masyarakat, pola berpikir mereka, kepercayaan, dan ideology yang mereka anut.
Tentu saja pada
kenyataannya budaya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya berbeda,
terlepas dari perbedaan karakter masing-masing kelompok masyarakat ataupun
kebiasaan mereka. Realitas yang multi budaya ini dapat kita jumpai di negara-negara
dengan komposisi penduduk yang terdiri dari berbagai etnis, seperti Indonesia,
Uni Soviet (sekarang, Rusia), Yugoslavia (sekarang terpecah menjadi beberapa
Negara) dan lain-lainnya. Kondisi Negara dengan komposisi multi budaya rentan
terhadap konflik dan kesenjangan social. Memang banyak factor yang menyebabkan
terjadinya berbagai konflik tersebut, akan tetapi sebagai salah satu unsur
dasar dalam kehidupan social, budaya mempunyai peranan besar dalam memicu
konflik.
Teori Kebudayaan
Secara umum kebudayaan
banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari cipta, rasa dan
karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
1.
Memandang kebudayaan sebagai kata
benda: Dalam arti lewat produk budaya kita mendenifisikan dan mengelola
kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya
yang ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas
budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
2.
Memandang kebudayaan sebagai kata
kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga
penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana
proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya
yang kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan
adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga
terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa
mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya
kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang
hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
3.
Memandang kebudayaan sebagai kata
sifat: Ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya,
membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti
hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang
kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting.
Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai
kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level
kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang
berbeda kemudian melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas
budaya itu.
4.
Memandang kabudayaan sebagai kata
keadaan: Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.
Ragam dan
Unsur-Unsur Budaya
Setiap kelompok
masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda
satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu
masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun
masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur
dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Kebudayaan setiap
bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil
yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam
kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti
Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti
sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan.
Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
1.
alat-alat teknologi,
2.
sistem ekonomi,
3.
keluarga, dan
4.
kekuasaan polotik.
Sementara Bronislaw
Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam
anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
1.
system norma yang memungkinkan
kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam
sekelilingnya,
2.
organisasi ekonomi
3.
alat-alat dan lembaga atau petugas
pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama,
dan
4.
organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli
menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural
universals, yaitu:
1.
Peralatan dan perlengkapan hidup
manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat
produksi, transportasi, dan sebagainya).
2.
Mata pencaharian hidup dan
system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system
distribusi dan sebagainya).
3.
Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan
organisasi politik, system hokum, system perkawinan).
4.
Bahasa (lisan maupun tertulis).
5.
Kesenian (seni rupa, seni suara, seni
gerak, dan sebagainya).
6.
Sistem pengetahuan dan
pendidikan.
7.
Religi (system kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang
lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural
activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian
hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian,
peternakan, system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian
misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara,
dan lain-lain. Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan
tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex.
Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system
mengolah tanah dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya.
Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan
dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya
hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya.
Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits,
adalah items.
Kebudayaan, selain
memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat
kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun
kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat
kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
1.
Kebudayaan terwujud dan tersalurkan
lewat perilaku manusia.
2.
Kebudayaan telah ada terlebih dahulu
mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan
habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3.
Kebudayaan diperlukan oleh manusia
dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
4.
Kebudayaan mencakup aturan-aturan
yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan
ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Gerak Kebudayaan
Gerak kebudayaan adalah
gerak manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi.
Gerak manusia terjadi oleh sebab hubungan-hubungan yang terjadi antar terjadi
kelompok masyarakat. Kebudayaan suatu kelompok manusia jika dihadapkan pada
unsur-unsur suatu kebudayaan asing yang berbeda, lambat laun akan diterima dan
diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
manusia itu sendiri. Proses itu dinamakan akulturasi. Dalam proses akulturasi
ada unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima seperti: unsur kebendaan (
alat tulis menulis ), unsur-unsur yang membawa manfaat besar untuk mass media (
radio transistor ) dan unsur yang mudah disesuaikan dengan keadaan masyarakat
yang menerima unsur-unsur tersebut ( penggiling padi yang dengan biaya murah
serta pengetahuan teknis yang sederhana. Sedangkan unsur-unsur kebudayaan yang
sulit diterima misalnya: unsur yang menyangkut kepercayaan ( ideologi, falsafah
hidup ) dan unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosiologi
(contoh : nasi ). Pada umumnya generasi muda adalah individu yang dapat dengan
cepat menerina unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses
akulturasi. Sebaliknya generasi tua, lebih sukar. Hal ini disebabkan karena
pada generasi tua, norma-norma yang tradisional sudah internalized (mendarah
daging, menjiwai) sehingga sukar untuk mengubahnya.
Definisi Kepribadian
Sejak dahulu para ahli
biologi yang mempelajari perilaku dan membuat pelukisan tentang sistem
organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku mencari makan, menghindari
ancaman bahaya, menyerang musuh, beristirahat, mencari pasangan, kawin dan
lain-lain. Berbeda dengan organism hewan, organisme manusia juga dipelajari
oleh para ahli sampai pada hal yang terkecil. Namun hal itu tidak dapat
menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku
tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis ras yang ada di bumi.
Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena seorang manusia yang disebut homo
sapiens bukan saja ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun
dipengaruhi juga oleh akal dan jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku
tersebut. Melihat hal tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan
manusia. Dengan pola tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh
nalurinya, dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa
yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu disebut “
Kepribadian “. Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri
watak yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang
khas berbeda dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik
belum bisa di definisikan sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit
untuk dirumuskan dalam satu definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai
arti yang lebih kasar sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli
psikologi.
Unsur – Unsur
dan Aneka Warna Kepribadian
Pengetahuan,
unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar, terkandung di
dalam otaknya secara sadar. Manusia memiliki panca indra yang sebagai alat
penerima dari setiap kondisi dan situasi di alam sekitarnya yang mengalami
proses fisik, fisiologi, psikologi sehingga getaran dan tekanan dari alat
penerima tersebut nantinya diproyeksikan atau dipancarkan kembali oleh individu
tersebut berupa gambaran lingkungan sekitar yang dalam ilmu antropologi disebut
“ Persepsi “. Penggambaran tersebut dapat menjadi bayangan dimana individu
tersebut berfokus.
Penggambaran tentang
situasi dan kondisi lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang menarik dan
mendapat perhatian lebih akan diolah oleh akal dan dihubungkan dengan
penggambaran yang sejenis dan diproyeksikan oleh akal dan muncul kembali
menjadi kenangan. Pengambaran baru dengan pengertian baru dalam psikologi
disebut “ apersepsi”. Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang
terjadi karena pemusatan yang lebih intensif dalam psikologi disebut
“pengamatan”. Seseorang dapat menggabungkan dan membandingkan bagian-bagian
dari suatu penggambaran yang sejenis secara konsisten dan azas tertentu. Dengan
kemampuan proses akal tersebut membentuk penggambaran baru yang abstrak yang
tidak mirip dengan berbagai macam bahan konkret dari penggambaran yang baru
tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosial disebut “konsep”. Cara
pengamatan yang secara sengaja dibesar-besarkan atau ditambahi atau di kurangi
pada bagian tertentu sehingga membentuk penggambaran yang sangat baru yang
secara nyata sebenarnya tidak pernah ada dan terkesan tidak realistik disebut
“fantasi“. Keinginan yang semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sesuatu yang
telah di gambarkan terlebih dahulu akan menimbulkan suatu perasaan yang aneh
dan tekanan jiwa. Seluruh penggambaran, apersepsi, persepsi, pengamatan,
konsep, dan fantasi merupakan unsur pengetahuan yang secara sengaja dimiliki
seorang individu. Namun semua itu bisa hilang dari akalnya yang sadar yang
disebabkan oleh berbagai hal yang sampai saat ini masih dipelajari oleh ahli
psikologi. Unsur pengetahuan tersebut bukannya hilang atau lenyap namun
terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu psikologi disebut “alam bawah
sadar”.
Di alam bawah sadar
tersebut, pengetahuan seseorang tercampur, terpecah-pecah menjadi bagian yang
tercampur aduk tidak teratur. Ini dikarenakan akal sadar seseorang tidak mau
menyusunnya dengan rapi sehingga adalakanya muncul sacara tiba-tiba secara utuh
atau terpotong bercampur dengan pengetahuan yang berbeda. Adakalanya
pengetahuan seseorang secara sengaja atau karena berbagai sebab terdesak ke
dalam bagian jiwa yang lebih dalam yang oleh ilmu psikologi disebut “alam tak
sadar”. Proses yang terjadi dalam alam bawah sadar banyak dipelajari oleh ahli
psikologi dan dikembangkan oleh S. Freud dalam ilmu psikoanalisa. Selain
pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
“Perasaan” adalah suatu
keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai
keadaan yang positif atau negative. Suatu perasaan yang bersifat subjektif
karena adanya unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan “kehendak” dalam
kesadaran seseorang. Perasaan atau keinginan yang berdebar-debar tersebut
disebut “emosi”. Kesadaran manusia juga mengandung berbagai perasaan yang di
pengaruhi oleh organismenya khususnya gen sebagai naluri yang disebut
“dorongan”. Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
1.
Dorongan untuk mempertahankan
hidup
2.
Dorongan seks
3.
Dorongan mencari makan
4.
Dorongan untuk berga / berinteraksi
dengan sesama
5.
Dorongan untuk menirukan tingkah laku
sesamanya
6.
Dorongan untuk berbakti
7.
Dorongan untuk keindahan
Seperti yang telah
dijelaskan di atas bahwa kepribadian seseorang dibentuk oleh pengetahuan yang
dimilikinya dari penggambaran dunia sekitarnya serta fantasi mengenai berbagai
macam hal, juga ada materi yang menjadi objek dan sasaran unsur kepribadian
secara sistematis.
Ada 3 hal yang
merupakan isi keribadian yang pokok yaitu:
1.
Beragam kebutuhan organik diri
sendiri, kebutuhan dan dorongan psikologi diri sendiri, serta dorongan organik
maupun psikologi sesama manusia selain diri sendiri.
2.
Beragam hal yang bersangkutan dengan
kesadaran individu akan identitas diri sendiri dari aspek fisik, psikologi,
yang menyangkut kesadaran individu.
3.
Beragam cara untuk memenuhi,
memperkuat, berhubungan, mendapatkan atau menggunakan beragam kebutuhan
sehingga tercapai rasa kepuasan dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
Aneka ragam
kepribadian individu dan Kebudayaan
Adanya beragam struktur
kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran dari pengetahuan,
perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan
antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi
dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan /
habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
- Kebiasaan
( Habit
- Adat
istiadat (custom)
- Sistem
social (social system)
- Kepribadian
individu (individual personality)
- Kepribadian
umum (modal personality)
- Kebiasaan,
adat dan kepribadian
Karena materi yang
merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu berbeda dengan
individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam
bentuk pengetahuan maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari
berbagai jenis kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan
sub type yang merupakan tugas psikologi. Walaupun begitu, antropologi dan ilmu
sosial lainnya juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya
memperdalam atau memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini
dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara kepribadian individu atau
kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah. Dimana kebudayaan itu
mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.
Berbicara mengenai
kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan
kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku
manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat
dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang
perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian mencakup
kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki seseorang
yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian
sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut
mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh
kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang
secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus
yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
1.
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas
dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda
antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu,
karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan
kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar
mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di
Lampung.
2.
Cara hidup di kota dan di desa yang
berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh
perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang
dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di
antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang
dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak
mempunyai sikap menilai (sense of value).
3.
Kebudayaan khusus kelas sosial. Di
dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat
mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
4.
Kebudayaan khusus atas asar agama.
Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang
individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan
kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
5.
Kebudayaan berdasarkan profesi.
Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang.
Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang
pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara
mereka bergaul.
Sumber:
0 komentar:
Posting Komentar