Review: Jurnal : Pengantar Bisnis Informatika
ANALISIS DETERMINAN SISTEM INFORMASI E-TICKETING : PENDEKATAN EXTENDED
THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR
Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Informasi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkoordinasian
sumber data untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran
berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu
entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan (Wilkinson, 2000).
Wayan (2011) berpendapat sistem informasi akuntansi berbasis teknologi
adalah sistem informasi akuntansi yang sudah menggunakan teknologi komputer
dalam pemrosesan transaksi. Artha (2011) menyebutkan bahwa sistem informasi
akuntansi berbasis teknologi merupakan suatu sistem yang dapat membantu untuk
membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi yang
berkenaan dengan akuntansi.
Theory Of Planned Behaviour (TPB)
The theory of planned behavior (TPB) memiliki kelebihan dari teori pendahulunya
Theory of Reasoned Action (TRA) yaitu kemampuan teori perilaku rencanaan dalam
menganalisis suatu situasi di saat individu-individu tidak memiliki kontrol
sendiri terhadap apa yang mereka lakukan.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan:
- H1: Sikap berpengaruh terhadap minat penggunaan
sistem informasi e-ticketing.
Minat
Minat untuk menggunakan sistem merupakan indikator yang layak untuk mengukur penggunaan sistem dimasa datang (Jackson et al., 1997). Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995).
Minat untuk menggunakan sistem merupakan indikator yang layak untuk mengukur penggunaan sistem dimasa datang (Jackson et al., 1997). Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995).
Sikap
Sikap terhadap perilaku didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap didefinisikan sebagai tingkat evaluasi diri saat seseorang merasa menguntungkan atau tidak menguntungkan saat penilaian terhadap perilaku yang dimaksud (Ajzen,1991). George (2004) menunjukkan bahwa persepsi sikap mempunyai pengaruh positif terhadap minat diadopsinya sistem e-ticketing. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Abadi dan Gharibpoor (2012) yang meneliti tentang sikap dan minat pengguna untuk menggunakan e-service.
Sikap terhadap perilaku didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap didefinisikan sebagai tingkat evaluasi diri saat seseorang merasa menguntungkan atau tidak menguntungkan saat penilaian terhadap perilaku yang dimaksud (Ajzen,1991). George (2004) menunjukkan bahwa persepsi sikap mempunyai pengaruh positif terhadap minat diadopsinya sistem e-ticketing. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Abadi dan Gharibpoor (2012) yang meneliti tentang sikap dan minat pengguna untuk menggunakan e-service.
- H2: Norma subjektif (Subjective Norm) berpengaruh
terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Norma Subjektif
Norma-norma subjektif didefenisikan sebagai persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Dengan menggunakan The Theory of Planed Behaviour (TPB), norma subjektif didefinisikan sebagai tekanan sosial individu melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Norma subjektif menurut Havelka (2004) adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku mengenai hubungan yang penting.
Norma-norma subjektif didefenisikan sebagai persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Dengan menggunakan The Theory of Planed Behaviour (TPB), norma subjektif didefinisikan sebagai tekanan sosial individu melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Norma subjektif menurut Havelka (2004) adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku mengenai hubungan yang penting.
- H3: Kontrol perilaku persepsian (Perceived
Behavioral Control) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi
e-ticketing.
Kontrol Perilaku Persepsian
Kontrol perilaku persepsian didefinisikan oleh Ajzen (1991) sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku. Pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan terhadap minat untuk berbelanja online dan perilaku belanja yang sebenarnya telah banyak dipertimbangkan dalam bidang konsumen online perilaku. Hasil penelitian Manzari (2008) menunjukkan bahwa kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-ticketing. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian George (2004) yang meneliti tentang hubungan antara theory of planned behaviour (TPB) dan pembelian melalui internet.
Kontrol perilaku persepsian didefinisikan oleh Ajzen (1991) sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku. Pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan terhadap minat untuk berbelanja online dan perilaku belanja yang sebenarnya telah banyak dipertimbangkan dalam bidang konsumen online perilaku. Hasil penelitian Manzari (2008) menunjukkan bahwa kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-ticketing. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian George (2004) yang meneliti tentang hubungan antara theory of planned behaviour (TPB) dan pembelian melalui internet.
- H4: Kepercayaan (Trust) berpengaruh terhadap minat
penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Kepercayaan
Kepercayaan mengacu pada keyakinan seseorang dalam harapan menguntungkannya dari apa yang orang lain akan lakukan, berbasis, dalam banyak kasus, interaksi sebelumnya (Gefen, 2000). Kepercayaan adalah suatu faktor kritis dalam stimulant transaksi secara online. Banyak konsumen tidak cukup mempercayai situs yang ada untuk memberikan informasi pribadi mereka, dalam rangka melakukan transaksi (Hoffman et al., 1999).
Kepercayaan mengacu pada keyakinan seseorang dalam harapan menguntungkannya dari apa yang orang lain akan lakukan, berbasis, dalam banyak kasus, interaksi sebelumnya (Gefen, 2000). Kepercayaan adalah suatu faktor kritis dalam stimulant transaksi secara online. Banyak konsumen tidak cukup mempercayai situs yang ada untuk memberikan informasi pribadi mereka, dalam rangka melakukan transaksi (Hoffman et al., 1999).
- H5: Keyakinan diri (self efficacy) berpengaruh
terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Keyakinan Diri
Keyakinan sendiri (self efficacy) merupakan kepercayaan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya melakukan perilaku tertentu. Dalam teori kognitif sosial (Bandura, 1997) self-efficacy adalah bentuk evaluasi diri yang mempengaruhi keputusan tentang perilaku apa untuk melakukan itu, jumlah usaha dan ketekunan dikemukakan ketika dihadapkan dengan rintangan, dan akhirnya, penguasaan perilaku.
Keyakinan sendiri (self efficacy) merupakan kepercayaan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya melakukan perilaku tertentu. Dalam teori kognitif sosial (Bandura, 1997) self-efficacy adalah bentuk evaluasi diri yang mempengaruhi keputusan tentang perilaku apa untuk melakukan itu, jumlah usaha dan ketekunan dikemukakan ketika dihadapkan dengan rintangan, dan akhirnya, penguasaan perilaku.
E-ticketing
E-ticketing atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk
mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa
harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper tiket.
Metode Penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah penumpang pesawat kawasan
Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya baik yang akan melakukan
penerbangan ataupun yang telah melakukan penerbangan dalam rute domestik maupun
internasional yang pernah menggunakan sistem e-ticketing. Dipilihnya penumpang
pesawat kawasan Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya sebagai populasi
dikarenakan penumpang tersebut berpotensi sebagai wisatawan yang sering
melakukan penerbangan dan pernah menggunakan sistem eticketing.
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Oleh
sebab itu, peneliti melakukan suatu cara dalam penentuan jumlah sampel yaitu
dengan mengambil 30 – 500 responden dengan cara menyebar 230 kuesioner.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Teknik purposive sampling menurut Sugiyono (2008) adalah teknik
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey. Survey adalah metoda pengumpulan data primer dengan memberikan
pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan
variabel independen.
Dalam kegiatan pengumpulan data , peneliti melakukan beberapa langkah.
Pertama, peneliti menyebar kuesioner dengan dua cara, yaitu secara langsung dan
melalui e-mail.
Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan
bantuan Partial Least Squares (PLS) yang merupakan statistika multivariate yang
melakukan pembandingan antara variabel dependen berganda dan variabel
independen berganda.
Analisis Data dan Hasil Penelitian
Dari hasil survey dan data data yang didapat, diperoleh hasil sebagai
berikut:
- Hipotesis 1
Hipotesis 1 menyakatan bahwa konstruk persepsi sikap (attitude) berpengaruh
terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
- Hipotesis 2
Hipotesis 2 menyatakan bahwa konstruk persepsi norma subjektif (subjective
norm) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
- Hipotesis 3
Hipotesis 3 menyakatan bahwa konstruk kontrol perilaku persepsian
(perceived behavioral control) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem
informasi e-ticketing.
- . Hipotesis 4
Hipotesis 4 menyatakan bahwa faktor kepercayaan (Trust) berpengaruh
terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Kesimpulan
E-ticketing dapat mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas
perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik
ataupun paper tiket. Studi ini menguji konstruk Theory of Planned Behaviour
(TPB) dengan menggunakan sikap, norma subjektif, kontrol perilaku persepsian,
dan keyakinan diri sebagai variabelnya.
Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), minat dipengaruhi oleh sikap, norma
subjektif, dan kontrol perilaku persepsian. Hasil pada penelitian menunjukkan
bahwa minat dipengaruhi oleh sikap (attitude) kontrol perilaku persepsian
(perceived behavioral control).
Kedua variabel tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara kontrol
perilaku persepsian dan sikap terhadap minat penggunaan sistem e-ticketing.
Dalam penelitian ini sikap mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap minat
penggunaan sistem e-ticketing.
Norma subjektif (Subjective Norm) dan kepercayaan (Trust) tidak berpengaruh
terhadap minat. Hasil ini konsisten dengan hasil studi beberapa peneliti lain
yaitu Dehbashi (2007) serta penelitian dari Zailani et al. (2008), George
(2004) dan Lin (2005).