Follow us on Facebook

Review: Jurnal : Pengantar Bisnis Informatika

ANALISIS DETERMINAN SISTEM INFORMASI E-TICKETING : PENDEKATAN EXTENDED THEORY OF PLANNED BEHAVIOUR

Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Informasi
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) merupakan suatu kerangka pengkoordinasian sumber data untuk mengkonversi input berupa data ekonomik menjadi keluaran berupa informasi keuangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan suatu entitas dan menyediakan informasi akuntansi bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Wilkinson, 2000).
Wayan (2011) berpendapat sistem informasi akuntansi berbasis teknologi adalah sistem informasi akuntansi yang sudah menggunakan teknologi komputer dalam pemrosesan transaksi. Artha (2011) menyebutkan bahwa sistem informasi akuntansi berbasis teknologi merupakan suatu sistem yang dapat membantu untuk membuat, mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan menyebarkan informasi yang berkenaan dengan akuntansi.
Theory Of Planned Behaviour (TPB)
The theory of planned behavior (TPB) memiliki kelebihan dari teori pendahulunya Theory of Reasoned Action (TRA) yaitu kemampuan teori perilaku rencanaan dalam menganalisis suatu situasi di saat individu-individu tidak memiliki kontrol sendiri terhadap apa yang mereka lakukan.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan:
  • H1: Sikap berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Minat
Minat untuk menggunakan sistem merupakan indikator yang layak untuk mengukur penggunaan sistem dimasa datang (Jackson et al., 1997). Minat diartikan sebagai kehendak, keinginan atau kesukaan (Kamisa, 1997). Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995).
Sikap
Sikap terhadap perilaku didefinisikan oleh Davis et al. (1989) sebagai perasaan positif atau negatif seseorang jika harus melakukan perilaku yang akan ditentukan. Sikap didefinisikan sebagai tingkat evaluasi diri saat seseorang merasa menguntungkan atau tidak menguntungkan saat penilaian terhadap perilaku yang dimaksud (Ajzen,1991). George (2004) menunjukkan bahwa persepsi sikap mempunyai pengaruh positif terhadap minat diadopsinya sistem e-ticketing. Penelitian tersebut konsisten dengan penelitian penelitian yang dilakukan oleh Abadi dan Gharibpoor (2012) yang meneliti tentang sikap dan minat pengguna untuk menggunakan e-service.
  • H2: Norma subjektif (Subjective Norm) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Norma Subjektif
Norma-norma subjektif didefenisikan sebagai persepsi atau pandangan seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan (Jogiyanto, 2007). Dengan menggunakan The Theory of Planed Behaviour (TPB), norma subjektif didefinisikan sebagai tekanan sosial individu melakukan atau tidak melakukan perilaku (Ajzen, 1991). Norma subjektif menurut Havelka (2004) adalah persepsi seseorang mengenai tekanan sosial untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku mengenai hubungan yang penting.
  • H3: Kontrol perilaku persepsian (Perceived Behavioral Control) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Kontrol Perilaku Persepsian
Kontrol perilaku persepsian didefinisikan oleh Ajzen (1991) sebagai kemudahan atau kesulitan persepsian untuk melakukan perilaku. Pengaruh kontrol perilaku yang dirasakan terhadap minat untuk berbelanja online dan perilaku belanja yang sebenarnya telah banyak dipertimbangkan dalam bidang konsumen online perilaku. Hasil penelitian Manzari (2008) menunjukkan bahwa kontrol perilaku persepsian berpengaruh secara signifikan terhadap minat digunakannya sistem e-ticketing. Hasil penelitian tersebut mendukung penelitian George (2004) yang meneliti tentang hubungan antara theory of planned behaviour (TPB) dan pembelian melalui internet.
  • H4: Kepercayaan (Trust) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Kepercayaan
Kepercayaan mengacu pada keyakinan seseorang dalam harapan menguntungkannya dari apa yang orang lain akan lakukan, berbasis, dalam banyak kasus, interaksi sebelumnya (Gefen, 2000). Kepercayaan adalah suatu faktor kritis dalam stimulant transaksi secara online. Banyak konsumen tidak cukup mempercayai situs yang ada untuk memberikan informasi pribadi mereka, dalam rangka melakukan transaksi (Hoffman et al., 1999).
  • H5: Keyakinan diri (self efficacy) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Keyakinan Diri
Keyakinan sendiri (self efficacy) merupakan kepercayaan yang dimiliki seseorang mengenai kemampuannya melakukan perilaku tertentu. Dalam teori kognitif sosial (Bandura, 1997) self-efficacy adalah bentuk evaluasi diri yang mempengaruhi keputusan tentang perilaku apa untuk melakukan itu, jumlah usaha dan ketekunan dikemukakan ketika dihadapkan dengan rintangan, dan akhirnya, penguasaan perilaku.
E-ticketing
E-ticketing atau electronic ticketing adalah suatu cara untuk mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper tiket.
Metode Penelitian
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah penumpang pesawat kawasan Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya baik yang akan melakukan penerbangan ataupun yang telah melakukan penerbangan dalam rute domestik maupun internasional yang pernah menggunakan sistem e-ticketing. Dipilihnya penumpang pesawat kawasan Bandara Udara Internasional Juanda Surabaya sebagai populasi dikarenakan penumpang tersebut berpotensi sebagai wisatawan yang sering melakukan penerbangan dan pernah menggunakan sistem eticketing.
Jumlah populasi dalam penelitian ini tidak diketahui secara pasti. Oleh sebab itu, peneliti melakukan suatu cara dalam penentuan jumlah sampel yaitu dengan mengambil 30 – 500 responden dengan cara menyebar 230 kuesioner.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik purposive sampling menurut Sugiyono (2008) adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Survey adalah metoda pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.
Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel yaitu variabel dependen dan variabel independen.
Dalam kegiatan pengumpulan data , peneliti melakukan beberapa langkah. Pertama, peneliti menyebar kuesioner dengan dua cara, yaitu secara langsung dan melalui e-mail.
Pengujian hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini menggunakan bantuan Partial Least Squares (PLS) yang merupakan statistika multivariate yang melakukan pembandingan antara variabel dependen berganda dan variabel independen berganda.
Analisis Data dan Hasil Penelitian
Dari hasil survey dan data data yang didapat, diperoleh hasil sebagai berikut:

  • Hipotesis 1

Hipotesis 1 menyakatan bahwa konstruk persepsi sikap (attitude) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
  • Hipotesis 2
Hipotesis 2 menyatakan bahwa konstruk persepsi norma subjektif (subjective norm) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
  • Hipotesis 3
Hipotesis 3 menyakatan bahwa konstruk kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
  • . Hipotesis 4
Hipotesis 4 menyatakan bahwa faktor kepercayaan (Trust) berpengaruh terhadap minat penggunaan sistem informasi e-ticketing.
Kesimpulan
E-ticketing dapat mendokumentasikan proses penjualan dari aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus mengeluarkan dokumen berharga secara fisik ataupun paper tiket. Studi ini menguji konstruk Theory of Planned Behaviour (TPB) dengan menggunakan sikap, norma subjektif, kontrol perilaku persepsian, dan keyakinan diri sebagai variabelnya.
Dalam Theory of Planned Behavior (TPB), minat dipengaruhi oleh sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian. Hasil pada penelitian menunjukkan bahwa minat dipengaruhi oleh sikap (attitude) kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control).
Kedua variabel tersebut menunjukkan adanya hubungan positif antara kontrol perilaku persepsian dan sikap terhadap minat penggunaan sistem e-ticketing. Dalam penelitian ini sikap mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap minat penggunaan sistem e-ticketing.
Norma subjektif (Subjective Norm) dan kepercayaan (Trust) tidak berpengaruh terhadap minat. Hasil ini konsisten dengan hasil studi beberapa peneliti lain yaitu Dehbashi (2007) serta penelitian dari Zailani et al. (2008), George (2004) dan Lin (2005).


Tahap – tahap Pengembangan Usaha

Dalam melakukan kegiatan pengembangan usaha, seorang  wirausahawan pada umumnya akan melakukan pengembangan kegiatan usaha tersebut melalui tahap – tahap pengembangan usaha sebagai berikut :

1. Memiliki ide usaha
Awal usaha seorang wirausahawan berasal dari suatu ide usaha. Ide usaha yang dimiliki seorang wirausahawan dapat berasal dari berbagai sumber. Ide usaha dapat muncul setelah melihat keberhasilan bisnis orang lain (pengamatan). Selain itu ide usaha juga dapat timbul karena adanya sense of business yang kuat dari seorang wirausahawan.

2. Penyaringan ide/Konsep usaha
Wirausahawan akan menterjemahkan ide usaha tersebut ke dalam konsep usaha yang merupakan penerjemah lebih lanjut ide usaha ke dalam matra – matra bisnis yang lebih spesifik. Penyaringan ide – ide usaha tersebut akan dilakukan melalui suatu aktivitas penilaian kelayakan ide usaha secara formal maupun yang dilakukan secara informal.

3. Pengembangan Rencana Usaha
Wirausahawan adalah orang yang melakukan penggunaan sumber daya ekonomi untuk memperoleh keuntungan. Dengan demikian komponen utama dari perencanaan usaha yang akan dikembangkan oleh seorang wirausahawan adalah perhitungan proyeksi rugi – laba dari bisnis yang dijalankan. Proyeksi rugi – laba merupakan muara dari berbagai komponen perencanaan bisnis lainnya yaitu perencanaan bisnis yang bersifat operasional. Dalam menyusun rencana usaha, harus segera ditambahkan bahwa para wirausahaan memiliki perbedaan yang mencolok dalam membuat rincian rencana usaha.

4. Implementasi rencana usaha dan pengendalian usaha
Rencana usaha yang telah dibuat baik secara rinci maupun global, tertulis maupun tidak tertulis selanjutkan akan diimplementasikan dalam pelaksanaan usaha. Rencana usaha akan menjadi panduan bagi pelaksanaan usaha yang akan dilakukan seorang wirausahawan. Dalam kegiatan implementasi rencana usaha, seorang wirausahawan akan mengerahkan berbagai sumber daya yang dibutuhkan seperti modal, material dan tenaga kerja untuk menjalankan kegiatan usaha.

FAKTOR UTAMA SEBELUM MEMULAI USAHA

Terdapat beberapa faktor utama yang harus dipertimbangkan sebelum memulai usaha yaitu :
Faktor kelayakan pasar
Faktor kesukaan
Faktor keahlian atau familiaritas
Faktor dana
Faktor bahan baku
Faktor sumber daya manusia dan teknologi
Faktor kepribadian

SUMBER IDE USAHA

Ide usaha dapat diperoleh dari berbagai sumber diantaranya :
Berdasarkan hobi
Berdasarkan keahlian ( contoh : latar belakang pendidikan)
Merupakan usaha warisan
Membuat inovasi baru
Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar


PELUANG BISNIS DALAM BIDANG IT



Teknologi informasi telah berkembang sangat jauh. Teknologi informasi ini sangat membantu pekerjaan banyak orang, karena pekerjaan dapat diambil alih oleh salah satu produk teknologi informasi yaitu komputer. Oleh karena itu dunia IT kemudian dapat menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan. Namun sebelum mencoba terjun dalam bidang usaha dunia IT maka harus mengerti dulu beberapa hal tentang IT. Selanjutnya tinggal menggunakan kreatifitas kita untuk mencoba membuka usaha dalam dunia IT tersebut. Kira – kira apa sajakah peluang dalam dunia IT  itu. Berikut ini adalah beberapa yang dapat anda coba.

PROSES MENCARI PELUANG USAHA

Banyak informasi yang sering terabaikan, hal ini disebabkan oleh kekurangmampuan kita dalam mengenali dan menggali peluang-peluang yang ada. Banyak sumber untuk memperoleh informasi, dari mulai media cetak sampai pada media elektronik. Semakin lengkap sumber-sumber informasi yang ada tentu semakin mempermudah kita untuk memperoleh informasi mengenai peluang berbisnis. Berikut beberapa tips dalam mencari informasi peluang bisnis : 

Informasi tentang kepribadian dan kemampuan dirinya 
Peluang yang dapat diraih 
Kebutuhan dan keinginan konsumen 
Lingkungan yang dihadapi 
Situasi persaingan 
Dukungan dan trend kebijakan pemerintah

Contoh-contoh peluang usaha di bidang IT  :

1.      E-commerce
E-commerce adalah perdagangan dengan cara online. Biasanya adalah perdagangan melalui website yang menjual produk. Perdagangan melalui online sekarang ini sudah berkembang cukup pesat seiring semakin banyaknya website E-Commerce itu sendiri. Biasanya toko – toko besar sekarang ini sudah memiliki Website E-Commerce.
Namanya juga perdagangan online, maka jika ingin menggeluti bisnis ini anda harus membuat terobosan baru dan pintar – pintar menarik pembeli. Bisa dilakakukan salah satunya dengan menjual barang yang unik atau antik yang tidak dijual di tempat lain. Cara lainnya yaitu memberikan kemudahan kepada pembeli anda agar mereka senang dan segan untuk berbelanja pada anda. Dan akan lebih baik lagi jika di sediakan system pembayaran dan pemesanan yang mudah. Agar para pembeli semakin nyaman dan mudah dalam berbelanja di tempat anda.
2.      E-Voucher
E-Voucher adalah penjualan voucher secara online, baik voucher pulsa sampai dengan voucher belanja. Jika ingin membuka bisnis ini maka anda harus bekerja sama dengan pusat perbelanjaan, restoran / rumah makan dan operator seluler. Dengan adanya E-Voucher ini dapat memudahkan orang dalam melakukan pembayaran secara cepat tanpa harus mengeluarkan uang tunai. Dan karena cukup banyak yang kini membutuhkan E-voucher ini, maka jika anda berhasil anda dapat mendapat banyak keuntungan.
3.      E-ticketting
E-Ticketting adalah penjualan tiket secara online. Mulai dari tiker pesawat, kereta sampai kapal dapat dijual dengan ini. Membuka bisnis E-Tiketting ini membutuhkan koneksi internet yang bagus, karena biasanya kita harus rajin update “kondisi” tiket pada saat tertentu. Anda juga harus bekerja sama dengan beberapa pemilih PO. Semakin banyaknya kerjasama yang anda jalin maka semakin banyak pula kebutuhan tiket yang dapat anda dapat dan tawarkan kepada pembeli. Kelebihan dari E-Tiketting ini adalah sedikitnya modal dan biaya operasional yang harus dikeluarkan. Karena pemesanan tiket dapat dilakukan secara online.
4.      IT solution
IT solution adalah bisnis yang bergerak dalam bidang jasa atau penjualanan produk IT. IT solution memiliki terdiri dari berbagai macam jenis. Contohnya adalah usaha pemasangan CCTV, sistem keamanan dan Software House. Jika anda dapat menjalankannya maka keuntungan yang didapat bisa cukup besar mengingat saat ini sangat banyak orang yang mebutuhkan hasil jasa atau produknya. Namun tentu saja jika hendak menekuni bidang ini anda harus memilik pengetahuan dan pengalaman lebih dalam bidang IT.

Referensi :http://idebisnisterbaru.com/ide-bisnis-modern-seputar-dunia-4-peluang-usaha.html
                 http://akito-techno.blogspot.in/2015/03/peluang-bisnis-dalam-bidang-it.html